Pada tahun 1954/1955 Pemerintah mendatangkan 500 Ekor Domba Texel dari Belanda dan dialokasikan ke beberapa daerah di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah (Baturaden Banyumas dan Tawangmangu Solo) dan Jawa Timur, tetapi tidak bisa berkembang. Dari 100 ekor yang dialokasikan di Baturaden tinggal tersisa 5 ekor (1 ekor jantan murni, 1 ekor jantan keturunan dan 3 ekor betina murni).
Domba Texel mempunyai ciri khas yang mudah dibedakan dari domba jenis lain yaitu: Mempunyai bulu wol yang keriting halus berbentuk spiral berwarna putih yang menyelimuti bagian tubuhnya kecuali perut bagian bawah, keempat kaki dan kepala. Postur tubuh tinggi besar dan panjang dengan leher panjang dan ekor kecil.
Domba Texel tergolong ternak unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging. Bobot badan dewasa jantan dapat mencapai 100 kg dan yang betina 80 kg dengan karkas sekitar 55 %. Dalam penggemukkan secara intensif dapat menghasilkan pertambahan berat badan 265 – 285 gram / hari. Di samping itu Domba Texel dapat menghasilkan bulu wool berkualitas sebanyak 1000 gram /ekor/tahun, yang dapat diolah sebagai komuditas yang mempunyai nilai tambah.
Domba Texel tergolong ternak yang cepat berkembang biak, dapat beranak pertama kali pada umur 15 bulan dan selanjutnya dapat melahirkan setiap delapan bulan. Anak pertama cenderung tunggal dan anak berikutnya kadang-kadang kembar dua. Domba Texel mempunyai karakter genetik yang cenderung dominan.
Pada bulan Juli 2009, kami mendatangkan 75 ekor betina dan 1 pejantan yang kami datangkan dari daerah Dieng dan ternyata dapat beradaptasi dan berkembang biak dengan baik di daerah Lampung Timur yang bersuhu panas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar